Mitos Burung Murai Batu - Halo para kicau mania dimana pun Anda berada! Kembali lagi bersama kami. Nah kali ini kami akan membahas tentang beberapa contoh mitos-mitos mengenai burung murai batu yang ada di kalangan penghobi burung atau kicau mania, khususnya mengenai katuranggan atau bentuk fisik burung murai batu yang diyakini bagus. Akan tetapi tetap saja namanya mitos, mitos mengenai katuranggan ini tak dapat menjadi pedoman dalam memilih burung murai batu. Apa saja mitos burung murai ? Berikut ini beberapa diantaranya:
Kaki berwarna hitam lebih disebabkan faktor habitat asli burung tersebut. Pada setiap habitat burung tentunya ada burung murai batu yang menjadi “raja” di komunitasnya dan ada juga yang berkarakter “underdog”. Bila Anda menemukan burung dengan karakter underdog ini, walau memiliki kaki yang hitam legam, tetap saja tak akan mampu menjadi burung murai batu yang oke banget!
Berikutnya adalah ekor yang mengumpul menjadi satu kesatuan diyakini merupakan kepunyaan murai batu dengan performa oke. Tentu saja ini tak benar, sebab bentuk ekor bisa jadi tergantung dari habitatnya. Buktinya berbagai burung murai batu Aceh yang memiliki bentuk ekor dasar membuka dengan bentuk huruf V, namun performanya mengagumkan sekali.
Burung murai batu dengan body bongsor dan lonjong belum tentu memiliki suara yang bagus. Sebab sebongsor dan sebesar apa pun body yang dimiliki namun struktur kerongkongannya tak memiliki kemungkinan menggetarkan pita suara dengan optimal, maka volume suara yang dihasilkan tak keluar dengan keras.
Kretekan yang keras tak berbanding lurus dengan volume keras yang dikeluarkan. Banyak pula burung dengan kretekan biasa-biasa saja namun dapat mengeluarkan suara dengan volume yang relatif dahsyat.
Nah itu tadi beberapa mitos mengenai katuranggan atau bentuk fisik burung murai batu yang banyak ditemui di kalangan kicau mania. Bila Anda termasuk kalangan yang percaya mitos tersebut, akan lebih baik bila membentuk kembali persepsi yang keliru itu supaya Anda tak terjebak dalam memilih burung dengan pedoman dasar mitos.
Yang lebih penting, saat Anda memilih burung murai batu yaitu jangan hanya mengambil kesimpulan hanya dengan melihat tampilan fisik saja. Bila Anda merasa ragu-ragu, bisa saja mencoba ditrek dengan burung lainnya sebelum memutuskan pilihan Anda.
Kemudian bagaimana pedoman utama memilih burung saat ditarungkan?
1.Tidak loncat-loncat terlebih lagi menempel pada jeruji sangkar. Burung yang loncat-loncat saat ditarungkan bisa saja disebabkan karena terlalu galak atau justru kurang tenaga sehingga tak mampu mengeluarkan suara dengan tenang. Namun bisa juga merupakan karakter bawaan yang tak dapat ditingkatkan performanya.
2.Suara yang keras, burung yang saat tidak dalam kondisi perlombaan terkadang tak terdengar suaranya yang keras, namun belum tentu juga mempunyai suara dengan volume kecil. Banyak pula burung murai batu dengan suara pas-pasan namun sangat keras saat sedang ditandingkan. Ini pula yang menyebabkan perlunya untuk mencoba “ngetrek” burung sebelum Anda memutuskan untuk membelinya dan dijadikan burung andalan Anda di berbagai perlombaan.
Oke itu tadi sedikit ulasan dari kami untuk Anda para kicau mania, semoga bermanfaat! Baca juga Asupan Jangkrik Full Tahu dan Perbedaan Antara Murai Batu Galak Dan Murai Batu Birahi.
5 Mitos Tentang Burung Murai Batu
sumber gambar : http://yonkjayabf.blogspot.co.id/ |
1.Murai Batu dengan Kaki hitam
Kaki berwarna hitam lebih disebabkan faktor habitat asli burung tersebut. Pada setiap habitat burung tentunya ada burung murai batu yang menjadi “raja” di komunitasnya dan ada juga yang berkarakter “underdog”. Bila Anda menemukan burung dengan karakter underdog ini, walau memiliki kaki yang hitam legam, tetap saja tak akan mampu menjadi burung murai batu yang oke banget!2.Murai Batu dengan Mata yang melotot
Mata yang melotot diyakini memperlihatkan kemampuan burung yang memiliki kekuatan suara yang baik. Namun kenyataannya banyak pula burung dengan mata yang biasa saja atau bahkan cenderung sipit, namun dapat memperlihatkan performa yang baik saat di lomba kan.3.Ekor Murai Batu yang mengumpul
Berikutnya adalah ekor yang mengumpul menjadi satu kesatuan diyakini merupakan kepunyaan murai batu dengan performa oke. Tentu saja ini tak benar, sebab bentuk ekor bisa jadi tergantung dari habitatnya. Buktinya berbagai burung murai batu Aceh yang memiliki bentuk ekor dasar membuka dengan bentuk huruf V, namun performanya mengagumkan sekali.
4.Body besar dengan bentuk lonjong
Burung murai batu dengan body bongsor dan lonjong belum tentu memiliki suara yang bagus. Sebab sebongsor dan sebesar apa pun body yang dimiliki namun struktur kerongkongannya tak memiliki kemungkinan menggetarkan pita suara dengan optimal, maka volume suara yang dihasilkan tak keluar dengan keras.
5.Suara Kretekan yang keras
Kretekan yang keras tak berbanding lurus dengan volume keras yang dikeluarkan. Banyak pula burung dengan kretekan biasa-biasa saja namun dapat mengeluarkan suara dengan volume yang relatif dahsyat.Nah itu tadi beberapa mitos mengenai katuranggan atau bentuk fisik burung murai batu yang banyak ditemui di kalangan kicau mania. Bila Anda termasuk kalangan yang percaya mitos tersebut, akan lebih baik bila membentuk kembali persepsi yang keliru itu supaya Anda tak terjebak dalam memilih burung dengan pedoman dasar mitos.
Yang lebih penting, saat Anda memilih burung murai batu yaitu jangan hanya mengambil kesimpulan hanya dengan melihat tampilan fisik saja. Bila Anda merasa ragu-ragu, bisa saja mencoba ditrek dengan burung lainnya sebelum memutuskan pilihan Anda.
Kemudian bagaimana pedoman utama memilih burung saat ditarungkan?
1.Tidak loncat-loncat terlebih lagi menempel pada jeruji sangkar. Burung yang loncat-loncat saat ditarungkan bisa saja disebabkan karena terlalu galak atau justru kurang tenaga sehingga tak mampu mengeluarkan suara dengan tenang. Namun bisa juga merupakan karakter bawaan yang tak dapat ditingkatkan performanya.
2.Suara yang keras, burung yang saat tidak dalam kondisi perlombaan terkadang tak terdengar suaranya yang keras, namun belum tentu juga mempunyai suara dengan volume kecil. Banyak pula burung murai batu dengan suara pas-pasan namun sangat keras saat sedang ditandingkan. Ini pula yang menyebabkan perlunya untuk mencoba “ngetrek” burung sebelum Anda memutuskan untuk membelinya dan dijadikan burung andalan Anda di berbagai perlombaan.
Oke itu tadi sedikit ulasan dari kami untuk Anda para kicau mania, semoga bermanfaat! Baca juga Asupan Jangkrik Full Tahu dan Perbedaan Antara Murai Batu Galak Dan Murai Batu Birahi.